![]() |
Anggota KOPRI PMII Rayon Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel menyelenggarakan webinar dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional dengan serius dan antusias. |
(08/03/2025) Dalam rangka memperingati Hari Perempuan
Internasional, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri Rayon
Ushuluddin dan Filsafat Komisariat UIN Sunan Ampel Cabang Surabaya menggelar
webinar yang menghadirkan tiga narasumber dengan pengalaman luar biasa. Webinar
ini membahas isu-isu perempuan dari berbagai perspektif, mulai dari tantangan
kekerasan berbasis gender, peran perempuan dalam akademik dan sosial, hingga
strategi membangun ketahanan perempuan di era digital. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam berbagai
bidang serta memberikan wawasan yang lebih luas mengenai pperjuangan kesetaraan
gender di Indonesia.
Syahrotun
Navisyah selaku Ketua Kopri PMII Rayon Ushuluddin dan Filsafat Komisariat UIN
Sunan Ampel Cabang Surabaya dalam Opening Speech menyampaikan
bawha, “Dalam membahas isu ini, kita juga harus berfikir secara adil dan
objektif. KBGO bukan hanya kesalahan satu pihak. Tidak dipungkiri bahwa banyak
kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan teknologi oleh pelaku laki-laki.
Tetapi di sisi lain, perempuan juga perlu lebih bijak dalam menjaga privasi,
memilah informasi yang dibagikan, serta memahami resiko yang ada di dunia
digital. Kesadaran dan kehati-hatian dalam berinteraksi di ruang digital juga
merupakan bentuk perlindungan diri.”
Prof. Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag., Selaku pemateri pertama dan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran UINSA kepala perpustakaan UINSA, membahas literasi digital dan keamanan cyber bagi perempuan. Beliau memaparkan bahwa rendahnya pemahaman tentang keamanan digital membuat perempuan lebih rentan menjadi target kejahatan online. Dalam penjelasanya, beliau memberikan strategi seperti meningkatkan kesadaran akan pengaturan privasi, penggunaan kata sandi yang kuat serta pentingnya autentikasi dua faktor (2FA) untuk melindungi data pribadi. Pesanya
“Saya berharap diskusi ini menjadi ruang refleksi dan pembelajaran bagi kita semua agar semakin sadar dan peduli terhadap pentingnya menciptakan ruang digital yang lebih aman dan nyaman bagi siapapun. Mari kita jadikan teknologi sebagai alat untuk kemajuan, bukan ancaman”
Selain
itu, Dr. Lia Istifhama, S.Sos., S.HI., S.Sos.I, M.E.I., selaku pemateri kedua
dan menjadi anggota DPD RI Jawa Timur, memaparkan materi dengan menyoroti
perkembangan teknologi digital membawa dampak besar terhadap kehidupan
perempuan. Menurutnya, keterampilan digital menjadi semakin penting, terutama
untuk mencegah KBGO. Selain itu beliau juga menekankan perlunya regulasi yang
lebih tegas serta kolaborasi antara pemerintah dan masyaraat dalam menciptakan
ruang digital yang lebih aman. Pesanya “Jadilah perempuan pemimpin, bukan pemimpi”.
Berbeda
dengan pemateri pertama dan kedua, pemateri ketiga, Zumrotun Nafisah selaku
ketua Kopri PKC Jawa Timur, tidak dapat hadir secara langsung dalam webinar
ini. Selain itu, hingga acara selesai, pihak panitia tidak dapat menghubungi
beliau. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat antusias para peserta
menantikan penyampaian materi langsung dari perwakilan KOPRI. sebagai tindak
lanjut, materi yang seharusnya disampaikan dalam webinar akan menyusul dan
diunggah melalui akun media sosial KOPRI rayon Ushuluddin Dan Filsafat.
Ayo bergerak Bersama, KBGO bukan hanya persoalan individu, tetapi isu sosial yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Oleh karena itu, mari bersama-sama meningkatkan kesadaran, memperkuat solidaritas, dan mengambil tindakan nyata untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi perempuan. (Closing Steatment Ketua Kopri PMII Rayon Ushluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya)
Penulis : Thabita Aisyah Angraini
1 komentar