Program Magang Nasional yang akan
resmi diluncurkan pada 15 Oktober 2025 ini telah melibatkan 451
perusahaan mitra di berbagai sektor industri. Data resmi Kemnaker
menunjukkan bahwa setiap perusahaan diwajibkan menunjuk seorang mentor yang
akan menjadi penanggung jawab kegiatan magang dan menyerahkan laporan kemajuan
peserta setiap bulan.
Dalam keterangan resminya, Menteri
Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan bahwa, “Peserta program
Magang Nasional diharapkan dapat belajar, mengenal dunia kerja, dan mendapatkan
sertifikat setelah masa magang berakhir.” (Kemnaker.go.id, 2025).
Pernyataan tersebut menggambarkan
harapan ideal dari kebijakan ini. Namun, tanpa mentor yang memahami prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi dan memiliki kemampuan pedagogis yang kuat,
proses belajar yang dimaksud sulit terwujud secara nyata. Alih-alih
menjadi ruang belajar dinamis, magang berpotensi hanya menjadi formalitas
administratif yang minim nilai transformasi keterampilan.
Dari sisi kebijakan persoalan ini
berakar pada ketiadaan standar nasional untuk kualifikasi mentor magang.
Peraturan yang ada umumnya hanya menuntut perusahaan menunjuk seorang
pembimbing, tanpa menjelaskan secara spesifik mengenai latar belakang,
pelatihan, atau kapasitas pedagogis yang diperlukan.
Kelemahan ini diperparah dengan
minimnya alokasi anggaran untuk pelatihan mentor. Dalam struktur
pembiayaan program, fokus utama Kemnaker masih diarahkan pada dukungan bagi
peserta, seperti uang saku dan jaminan sosial. Sementara pelatihan metodologis
bagi para pembimbing jarang menjadi prioritas.
Kemenaker sebenarnya telah
menegaskan bahwa perusahaan wajib memastikan proses magang berjalan sesuai
standar. Dalam rilis resminya disebutkan, “Setiap perusahaan mitra wajib
menunjuk mentor dan menyampaikan laporan kemajuan magang setiap bulan kepada
Kemnaker sebagai bagian dari mekanisme pengawasan.” (Kemnaker, 2025).
Namun, tanpa parameter kualitas mentor dan mekanisme pelatihan terukur,
pengawasan tersebut hanya akan memantau apa yang dikerjakan, bukan bagaimana
proses belajar berlangsung.
Masa depan Program Magang Nasional 2025 sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah memastikan bahwa setiap mentor yang ditunjuk benar-benar memahami peran strategisnya sebagai penggerak pembelajaran, bukan sekadar pengawas administrasi. Pembenahan kualitas mentor harus menjadi prioritas yang sejalan dengan perluasan jumlah peserta dan mitra industri.
Penulis: Fawwaz Mantab F.
Posting Komentar