no fucking license

Archive

Middle

Lorem lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed tempor and vitality, so that the labor and sorrow, some important things to do eiusmod. For now passes from soccer.
64y6kMGBSVhmzQfbQP8oc9bYR1c2g7asOs4JOlci

Recent

Bookmark

Perempuan Kesayangan Tuhan itu Bernama Zahwa Syahida

 

Lentera Biru
25 November 2025 - telah menjadi hari yang sangat berat bagi kami dan tentu segenap kami merasa amat kehilangan, seorang sahabat yang juga sekaligus saudara sepergerakan, kesedihan itu berwujud sebuah kabar meninggalnya sahabat Zahwa Syahida, bagaimana tidak dan sangatlah amat layak sahabat kami ini disandang gelar aktivis, melihat dedikasi dan caranya menghibahkan segenap waktunya yang selalu membarengi dan siap melayani sekaligus mengayomi orang banyak. Namun, begitulah waktu tak ubahnya diam-diam memungut derai demi derai usia. Kepergian demi kepergian. Pergantian dan perubahan. Lalu kenangan melukis gerimis disetiap jejak kenangan bersamanya.

Begitulah cara Tuhan memanggil orang yang dicintaiNya, dimana seluruh penghuni bumi dan langit berbondong-bondong juga mencintainya, demikianlah khazanah mahsyur yang setiap kita ketahui. Jika Tuhan telah mencintai hamba terkasihNya, maka barang tentu hamba itu istimewa. Keistimewaan yang berwujud semangat ketaqwaan, menebar kasih kepada sesama dan setiap kata-katanya mengajak kepada kebajikan dan kebenaran, dan sekali lagi orang yang seperti itu merupakan kesayangan Tuhan.
Sosok yang semacam itu seakan ada pada diri sahabat kami Zahwa Syahida, dimana telah meninggalkan banyak kebaikan, cerita dan senyumnya selama hidup.

Zahwa begitu panggilan akrabnya, tidak seperti perempuan yang lain yang lantang bersuara keras, yang petentang-petenteng menebar mitos kecantikan, Zahwa sederhana dengan kelembutan hatinya, selalu ceria saat ditemui, khususnya orang yang pernah bersua dan kenal dengannya : bahwa Zahwa memang orang baik. Siapa yang tidak kenal Zahwa seorang kader PMII FUF UINSA yang telah menghibahkan dirinya untuk kepentingan publik.

Kita pun dapat melihat dengan kejernihan hati bahwa perempuan dari Sidoarjo ini merupakan sosok muslimah yang setia pada jalan pengabdian. Semangatnya dalam menuntut ilmu nyaris tak tertandingi. Ilmu yang ia serap tidak pernah berhenti sebagai pengetahuan belaka, tetapi menjelma menjadi laku hidup yang menuntun setiap langkahnya dalam menegakkan keadilan, menghadirkan kemaslahatan, dan mengurai jalan menuju ridha-Nya.

Bagi saya, Zahwa adalah figur perempuan yang utuh, lucu sekaligus teguh hati, berpengetahuan, terampil, lapang dada.. Perempuan yang dalam kehidupan sehari-harinya, terus menabur jejak-jejak kebaikan dan membagi hasil dari taburan itu kepada siapa pun yang bersinggungan dengannya. Tak mengherankan bila saya memandangnya sebagai sosok langka, yang kehadirannya kian sukar ditemukan pada masa sekarang. Dan yang tak boleh diabaikan adalah jejak pengabdian Zahwa sepanjang hidupnya. Ia menjalani peran sebagai mahasiswa, aktif berorganisasi di PMII, DEMA F, sekaligus terus menempa dirinya melalui berbagai kegiatan sosial.

Bagi kami—terutama bagi saya—perempuan berhati kuat dan berjiwa lapang itu sejatinya tidak pernah benar-benar meninggalkan. Zahwa tidak pernah pergi, melainkan kembali ke pangkuan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya bersaksi, dengan sepenuh keyakinan, bahwa adik sekaligus sehabat kami Zahwa adalah hamba perempuan yang begitu dicintai oleh Tuhannya.

Selain itu, ia juga senang menerima pesan kebenaran dari siapapun. Melalui kata-kata yang lembut dan tidak menyakiti hati seseorang yang dikritik, Zahwa yang dikenal selalu berusaha memperbaiki dan meluruskan hal-hal yang bengkok, meskipun Zahwa menyampaikannya dengan cara yang lucu dan menggemaskan.

Sahabat Lentera Biru Press

Sugeng tindak, Waa. Mugi panjenengan pinaringan swargi tanpa wates
Terus terang, kepergian sahabat kami, Zahwa Syahida, membuat kata-kata terasa sempit untuk menampung seluruh rasa kehilangan. Namun, dorongan hati ini tak bisa saya abaikan: saya ingin meninggalkan jejak tentang Zahwa, juga tentang nilai-nilai yang ia jaga sampai detik terakhir hidupnya.
Dengan segala hormat dan penuh ketulusan.
Untuk sahabat sekaligus adik saya, Zahwa Syahida, sugeng tindak, mugi pinaringan swargi langgeng.
Bagi saya, Zahwa adalah simbol kader yang selalu menebar kasih sayang dan cinta.

Penulis : Fahmi Ayatullah
Posting Komentar

Posting Komentar