no fucking license

Archive

Middle

Lorem lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed tempor and vitality, so that the labor and sorrow, some important things to do eiusmod. For now passes from soccer.
64y6kMGBSVhmzQfbQP8oc9bYR1c2g7asOs4JOlci

Recent

Bookmark

Fakta PBAK UINSA 2024

 

Pada tanggal 13-15 Agustus 2024, bertepatan dengan hari Selasa-Kamis. Universitas Islam  Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) telah sukses dalam melaksanakan kegiatan pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK). Sejak hari pertama Kegiatan, PBAK berjalan secara kondusif. Kegiatan ini bertujuan agar Mahasiswa Baru (Maba) dapat berinteraksi, mengenali, dan beradaptasi dengan budaya Kampus. Mengingat bahwa UINSA merupakan rujukan bagi Sekolah-sekolah yang bernotabene Pondok. Maka tujuan dilaksanakan PBAK ini agar Santri dapat beradaptasi, dan belajar bagaimana perbedaan cara belajar, bergaul, bersosialisasi di dunia Kampus. Namun perlu diketahui meski terlihat lancar dan kondusif, tidak mungkin kegiatan berjalan tanpa ada kendala sedikit pun. Tujuan saya didalam tulisan ini adalah untuk menguak fakta dan kendala Panitia didalam menjalankan pelaksanaan PBAK Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF).

Pada PBAK hari pertama, PBAK dilaksanakan di Gedung Sport Center (SC). Maka secara otomatis Gedung SC akan ditempati seluruh Fakultas Kampus 1. Didalam Gedung SC terbagi menjadi 5 Wilayah sesuai dengan jumlah Fakultas di Kampus 1. Dengan penempatan Tribun kanan Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam, Tribun Kiri Fakultas Dakwah dan Komunikasi, lapangan bawah ditempati 2 Fakultas yaitu; Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Fakultas Syariah dan Hukum, sementara yang terakhir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Menempati tribun Belakang. Pembagian Tribun ini juga dibagi bukan karena tanpa alasan, karena hal ini menyesuaikan dengan jumlah Mahasiswa Baru yang masuk.

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat merupakan Fakultas dengan jumlah Maba paling sedikit diantara semua Fakultas. Dengan total 473 Maba. Karena Fakultas Ushuluddin dan Filsafat memiliki jumlah Maba paling sedikit Maka ditempatkanlah Tribun Paling Belakang, yang merupakan Tribun paling kecil diantara semua Tribun. Meski demikian bukan alasan Rektorat menganak Tirikan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Pasalnya tempat duduk Maba Fakultas Ushuluddin dan Filsafat di Tribun sangatlah sempit. Jika kita menyorot Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Mereka memiliki tempat duduk yang nyaman, dikarenakan satu deret tempat duduk tribun di isi satu Maba saja. Hal ini berbanding terbalik dengan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang satu deret tempat duduk tribunnya di isi 2 orang. Dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana sempitnya tempat duduk Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

Melihat Kondisi tersebut Saya pribadi merasa miris terhadap Maba. Pasalnya Rektorat mampu dalam membangun perpustakaan baru yang saat ini mangkrak, mampu dalam membangunm Kampus dua. Namun tidak mampu merenovasi Gedung SC. Memang benar mempercapatm Pebangunan Kampus nanti juga akan mempengaruhi Akreditasi. Namun jika terlalu terburu-buru hal ini hanya akan memperburuk keadaan.

Selain itu di hari Kedua PBAK. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menempati Lapangan Futsal yang terletak di belakang Gedung Fakultas Syariah dan Hukum. Padahal PBAK Fakultas Usuluddin Filsafat pada tahun 2022 bertempat di Gedung B2, tepat didepan Gedung B1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Namun saat ini Gedung tersebut telah diambil ahli oleh Retorat dan rencana akan digunakan Pusat Bisnis (Pusbis). Namun saya berpikir kenapa PBAK 2023, dan 2024 dilaksanakan di Lapangan Futsal bukan di Gedung Pusbis?, Peminjaman Gedung pun hanya untuk 3 hari saja. Tidak digunakan seterusnya. Namun ketika Panitia Mencoba mengajukan permohonan izin di Gedung tersebut. Mereka mengalami Penolakan. Dengan adanya pergolakan tersebut. Saya berpikir apakah Ushuluddin Anak Tiri?. Bakan sekelas Rektorat saja lebih mengutamakan Pusbis daripada Fakultas Ushuluddin.

Selain itu saya juga mencoba untuk menelusuri mengenai jumlah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang didapatkan Maba. Betapa kagetnya saya menemukan Maba Fakultas Ushuluddin mendapatkan jumlah UKT Rp 8.000.000. Namun naas Fasilitas yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan UKT yang mereka bayarkan.

Selain Fasilitas kampus. PBAK Hari pertama juga mengalami perubahan rundown yang mendadak, tanpa adanya konfirmasi kepada panitia. Hal ini terbukti ketika Pengenalan lagu Hymne, Mars UINSA, dan Pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dilaksanakan sebelum Ishoma. Seharusnya Kegiatan tersebut dilaksanakan setelah Ishoma. Tidak berhenti disitu, selesainya PBAK hari pertama juga mengalami kemoloran yang sangat Panjang. Jika kita berpacu kepada Rundown. PBAK hari pertama seharusnya selesai pukul 15.00. Namun pada kenyataannya PBAK selesai pada pukul 16.28. Hal ini membuat Maba gelisah karena di hari pelaksanaan PBAK mereka dilarang membawa kendaraan. Maka mereka mengandalkan jemputan dari orang tuanya. Namun selesainya PBAK hari pertama molor Panjang. Beberapa Maba mengeluhkan betapa lamanya molor pelaksaan PBAK. Namun saya selaku panitia tidak bisa melakukan apa-apa karena PBAK hari pertama merupakan ranah Universitas.

Besar harapan saya agar tulisan ini dibaca dan direspon oleh Rektorat. Mengingat ini semua bersangkutan dengan kemaslahatan Mahasiswa. Saya hanya bisa positif thinking, dengan terbitnya tulisan ini dapat merubah UINSA menjadi lebih baik lagi.

Penulis :  Chabib


Posting Komentar

Posting Komentar