no fucking license

Archive

Middle

Lorem lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed tempor and vitality, so that the labor and sorrow, some important things to do eiusmod. For now passes from soccer.
64y6kMGBSVhmzQfbQP8oc9bYR1c2g7asOs4JOlci

Recent

Bookmark

Pudarnya Kepercayaan Publik Terhadap Moralitas Dakwah Gus Elham

Sumber: grid.id

Lentera Biru, (17/11). Video viral pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya Luqman, yang mencium anak-anak perempuan di atas panggung dalam acara keagamaan di Jawa Timur pada Senin, 11 November 2025 mengguncang ruang publik dan menimbulkan gelombang kritik luas. Tindakan tersebut dianggap melanggar norma moral dakwah, sehingga memicu pudarnya kepercayaan publik terhadap integritas tokoh religius di ruang publik.

Menurut Nasaruddin Umar, Menteri Agama, semua tindakan-tindakan yang bertentangan moralitas itu harus menjadi musuh bersama.  Ia menekankan bahwa tindakan tersebut bukan hanya merugikan individu tetapi juga institusi keagamaan dan masyarakat luas (Republika.CO.ID, 12/11/2025; Antaranews.com, 12/11/2025).

Sementara itu, Romo Muhammad Syafi’i selaku Wakil Menteri Agama mengatakan secara tegas “Kita sepakat dengan publik, bahwa itu tidak pantas!”. Ia menambahkan bahwa Kemenag telah menerbitkan pedoman bagi madrasah dan pesantren “ramah anak” untuk memastikan hak anak terlindungi (Detiknews.com 12/11/2025).

Dari sisi lembaga keagamaan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam tindakan Gus Elham sebagai “tidak mencerminkan akhlakul karimah” dan “menodai nilai-nilai dakwah”. Ketua PBNU, Alissa Wahid, menyatakan bahwa dakwah seharusnya menegakkan kehormatan manusia dan bahwa seorang pendakwah wajib menjadi uswatun hasanah (Antaranews.com 12/11/2025; Media Indonesia 12/11/2025).

Seiring dengan permintaan maaf yang sudah disampaikan oleh Gus Elham, institusi keagamaan seperti pondok pesantren dan pemerintah kini dituntut untuk memperkuat akuntabilitas dan pedoman etik dalam ruang dakwah. Karena seperti ditegaskan Menag, “pondok pesantren ke depan harus menjadi contoh untuk sebuah masyarakat yang ideal” (Antaranews.com, 12/11/2025).

Kasus ini bukan hanya soal seorang individu saja, melainkan menjadi cermin bagaimana masyarakat menilai integritas moral figur keagamaan di ruang publik. Seorang pendakwah tidak hanya dinilai dari kata-kata yang ia sampaikan, melainkan dari sejauh mana ia tetap berada dalam norma sosial dan etika yang diharapkan dari posisinya.


Penulis: Dennia Shinenauky Niza

Posting Komentar

Posting Komentar