no fucking license

Archive

Middle

Lorem lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed tempor and vitality, so that the labor and sorrow, some important things to do eiusmod. For now passes from soccer.
64y6kMGBSVhmzQfbQP8oc9bYR1c2g7asOs4JOlci

Recent

Bookmark

Rapot 1 tahun Prabowo Gibran, Stabilitas Kesejahteraan Jadi Sorotan

Foto: um-surabaya.ac.id

Lentera Biru, (23/10). Genap satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, pemerintah menonjolkan capaian stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi sebagai keberhasilan utama. Sepanjang Oktober 2024 hingga Oktober 2025, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,2 persen dan inflasi terjaga di angka 2,8 persen (BPS, 2025).  Di sisi lain sejumlah kalangan menilai stabilitas tersebut belum sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama dalam hal pemerataan ekonomi dan keadilan ekologis. “Stabilitas ekonomi makro tercapai, tapi ketimpangan sosial belum banyak berubah,” ujar Ekonom UI Fithra Faisal (Republika, 17/10/2025).

Pemerintah menilai kinerja satu tahun kepemimpinan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan politik nasional. Dalam laporan resmi Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran yang dirilis Kementerian Keuangan pada 17 Oktober 2025, disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen, dengan inflasi terjaga di angka 2,8 persen, serta tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,9 persen, level terendah dalam lima tahun terakhir (Kemenkeu.go.id, 2025).

“Stabilitas ekonomi menjadi pijakan utama bagi agenda transformasi nasional. Kita jaga daya beli, kita dorong investasi, dan kita pastikan APBN bekerja efektif untuk rakyat,” ujar Purbaya dalam konferensi pers evaluasi setahun pemerintahan di Jakarta (17/10/2025), dikutip dari Kemenkeu.go.id.

Di sektor politik dan keamanan, pemerintah menilai kondisi nasional dalam satu tahun terakhir relatif stabil dan terkendali. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto menyebut sinergi TNI-Polri dan koordinasi lintas lembaga berhasil menekan potensi konflik sosial serta memperkuat keamanan wilayah. “Stabilitas nasional menjadi fondasi utama untuk memastikan program pembangunan berjalan tanpa gangguan berarti,” ujar Hadi Tjahjanto, dikutip dari News Republika, 17 Oktober 2025.

Meski pemerintah menonjolkan stabilitas ekonomi makro, sejumlah kalangan menilai capaian tersebut belum sepenuhnya dirasakan masyarakat secara merata, terutama di sektor kesejahteraan sosial, keadilan ekonomi, dan lingkungan hidup.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Dr. Rimawan Pradiptyo, menilai bahwa pertumbuhan ekonomi 5,2 persen belum diikuti dengan pemerataan yang nyata. “Pertumbuhan saat ini masih sangat top-heavy, dinikmati oleh kelompok menengah atas dan sektor-sektor besar, terutama pertambangan dan industri ekstraktif. Sementara masyarakat pedesaan dan sektor informal belum merasakan dampaknya secara signifikan,” ujar Rimawan dalam wawancara dengan Tempo, 16 Oktober 2025.

Menurut akademisi politik dari Universitas Airlangga, Prof. Hermawan Sulistyo, menilai bahwa “stabilitas kesejahteraan” yang diklaim pemerintah masih bersifat elitis dan belum menyentuh akar persoalan sosial-ekonomi masyarakat bawah.

“Stabilitas ekonomi makro itu penting, tapi rakyat tidak hidup dari angka PDB. Mereka hidup dari harga beras, akses kesehatan, dan kesempatan kerja. Selama ini yang tumbuh cepat adalah akumulasi kapital di tangan segelintir elite,” ujarnya dalam diskusi publik yang disiarkan oleh CNN Indonesia, 15 Oktober 2025.

Hal itu diperkuat dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis September 2025 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan nasional hanya turun tipis dari 9,3 persen menjadi 9,1 persen dalam satu tahun terakhir. Sementara itu, rasio gini, yang mengukur ketimpangan pendapatan, tetap bertahan di angka 0,387, menandakan distribusi ekonomi yang stagnan (BPS, 2025).


Penulis: Syafrial A.

Posting Komentar

Posting Komentar